Senin, 23 Desember 2013

Kiat Menghadapi Suami Pemurung

Kank , suami saya  cenderung tipe galau yangselalu mencari dan mencari kedamaian hati ,ia mudah sensitive dan terluka , jika kami sedikit berbeda pendapat dengannya. Sepertinya perubahan ini terjadi pada tiga bulan  terakhir ini . Saya mengkhawatirkannya kank ,bagaimana sebaiknya saya memperlukannya.?

Kemurungan itu terjadi biasanya disebabkan oleh kecamasan akan apa yang terjadi pada masa depan yang diperkirkan akan menimpa dirinya dan keluarganya. Merasa tidak berdaya dan merasa tidak layak untuk disayangi oleh orang orang yang disayanginya karena merasa tidak dapat memberikan yang terbaik dari yang dia bisa . Jika perubahan itu sudah dikenali maka mencari  tahu alasan yang menyebabkan berubah akan dapat mengurangi bebannya.


Mulailah dengan menjadi sahabat yang lebih dekat dengannya,  disaat dia murung duduklah disampingnya pengganglah pundaknya ,tenteram hati nya  bersama anda, jika sudah memungkinkan anda untuk berkata, katakanlah, “jika abang tidak keberatan, sudilah abang bercerita tentang apa yang membuat abang melamun dan murung seperti itu..?. Saya sedih melihat abang yang saya cintai murung seperti itu!”.
Walaupun dia kadang  tidak selalu ingin bersenang senang  namun di saat murung ,  namun tidak jarang ia menginginkan ada orang lain yang bisa menjadi sandaran bagi dirinya untuk meringankanbeban ,pastikan orang itu anda agar anda menjadi tempat “bersandar’ bagi kepedihan hatinya.
Yakinkan bahwa anda sangat bersyukur atas pencapaian yang diberikan kepada anda,hargailah  pemberiannya,karena hal ini akan memperkuat rasa percaya dirinya. Yakinkan pula bahwa anda akan selalu berada disisinya  apapun yang akan  menimpa diri suami sehingga suami merasa akan memiliki teman yang setia. Berikan penguatan agar dia bisa mencintai dan menghargai dirinya sendiri.
Ajaklah untuk lebih meningkatkan ketakwaan ,agar lebih memperkuat hatinya untuk berani menatap masa depan dengan lebih gembira. Karena tidak ada persoalan yang dibebankan kepada seseorang melebihi batas kemampuan menghadapinya.                                 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar