Jumat, 17 September 2010

Klienku,Membuatku Gelagapan ,,,!


Klienku,Membuatku Gelagapan ,,,!

Pada hari juma’t minggu keempat bulan oktober saya di undang oleh Cintya Hardiana ,MBA seorang ibu muda single parent berputra satu , dikedai Kopi ternama asal Amerika pada sore hari menjelang magrib. Untuk apa lagi kalau bukan berkonsultasi berbagai hal tentang masa depan kehidupannya.Pertemuan ini adalah ketiga kalinya semenjak ia berpisah dengan suaminya,tiga tahun lalu.


Secangkir caramel macchiato mengepulkan asap di meja saya dan juga dihadapannya.Tak terkecuali kue kue ringan menemani kopi yang dihidangkan.

Perlahan Sintya ,panggilan akrabnya mengangkat cangkir ,menghirup aroma yang meruap,sebelum akhirnya meneguk kesegaran kopi yang mengalir lewat kerongkongan. Sintya bukan lantaran mentraktrik saya saja sering menghabiskan waktunya dikedai kopi ini,melainkan suasana nyaman service pramusaji yang familiar ,tersedianya wi fi dan perasaannya menjadi nyaman dengan kopi yang disajikan masih fres dan hangat. Pekerjaan Sintya memang menuntut energy ekstra selaku direktur marketing dan planning perusahaan multi nasional.



“How do you feel your life?”.Sintya memulai pembicaraan.

Saya coba untuk tidak menjawab dan memilih diam beberapa saat.Kemudian dia mulai melanjutkan lagi pertanyaannya.

“Saya terkadang punya perasaan bahagia,optimis tetapi mengapa kemudian tiba tiba murung cemas dan pesimis?”.

“Siklus emosi “jawab saya pendek.

“Maksudnya kank ?”

“Spectrum emosi,karena problem of limiting factor yang anda miliki menyebabkan begitu …?”Saya katakan kepadanya yang lulusan MBA dari Ausie itu.

“Maksud kank hari self esteem yang sedang saya rasakan ya kank…”

“Tepat.!,opini terhadap diri sendiri dan kehidupan yang anda jalani …!”.

“Bagi saya menjadi single parent sejak dulu sudah saya pertimbangkan masak masak ,jadi tidak ada persoalan dan lingkungan sekitar juga ok saja!’’.

“Its depend on your Mind and Spirit…artinya bukan situasi eksternal yang menjadi problem melainkan reaksi yang anda ciptakan untuk menghadapi situasi itu ?”

“Benar kank,kitab suci Al Quran juga memberitakan bahwa “ sangat boleh jadi hal yang kita sukai dapat membawa kebaikan bagi masa depan seseorang, dan dibalik musibah ada hikmahnya.Tapi sampai saat ini saya belum menemukannya ,Kank….’saya melihat guratan sedih diwajahnya.

“Boleh saya minum kopinya…”saya mencoba meredakan kedukaannya.

“Ok silahkan kank …”

‘Saya ,boleh jawab…”

Dia pun menganggukkan kepala.

‘Jika mau jujur anda punya kekecewaan dalam pilihan sikap anda….!”.

Dia pun menatap saya dengan tajam…dan saya memang tidak terlatih beradu pandang apalagi dengan seorang wanita (cantik lagi).

Saya memang agak gelagapan ditatap sedemikian rupa ,sambil menenangkan diri” ..Ok jika memang anda tidak suka membaginya tidak jadi soal…”

“Bukan begitu kank,kok kank hari tahu….,padahal saya mencoba menutupinya. .!”

Saya pun tersenyum

“Tak apa jika memang anda tak mau membaginya ,yang perlu anda canangkan sekarang adalah iklash dan syukur…!’

“Kalimat itu sudah sering saya dengar tapi bagimana mengimplementasikannya ?”

‘jangan anda lupakan ya ,bahwa keputusan yang anda ambil di masa lalu bukankah anda sudah pertimbangkan SWOTnya….?

Dia mulai tersenyum .

Artinya …bahwa keputusan saya dulu adalah sebuah pilihan untuk kepentingan terbaik di masa depan saya..,begitu Kank ?”.

Yes,jangan sampai anda lupa rasanya bahagia padahal hidup akan berakhir dan anda tidak mungkin mungkin memutar waktu kembali….’.

“Betul kank,wajahnya mulai berbinar,,,!”

Dan sayapun berpamitan setelah saya melihat sinar optimis dari wajahnya…