Minggu, 04 April 2010

Poligami, hasrat yang memang menggoda ...!


Kank Hari Insight Management

Poligami,hasrat yang memang menggoda !

“ketika godaan poligami muncul, dengarkan jeritan hati nurani…jangan biarkan kesucian perintahNya berbalut nafsu…!.

Ini terjadi sekitar sepuluh tahun yang lalu ,ketika saya masih menjabat area distrik manager sby timur. Saya memang sudah sering diminta menjadi nara sumber untuk berbagai kegiatan social.Karena bagi saya kegitan ini sangat menyenangkan. Saya pada akhirnya harus terpecah focus.

Saya memang memiliki banyak fans karena menjadi nara sumber di Radio yang memiliki komunitas dari SES menengah atas . Sehingga saya bisa sedikit “narsis” karena digandrungi para gadis yang cantik, pintar dan kaya.Meskipun demikian saya sadar sudah memiliki istri dan anak yang mencintai saya.Jadi saya harus siap menghadapi sweet temptation.

Bermula dari konseling by phone yang memang saya sediakan untuk memenuhi permitaan pendengar.Saya berkenalan dengan,sebut saja Julia, seorang gadis muda ,sarjana dan memiliki kedudukan lumayan di kantornya. Cuma yang mengherankan saya adalah mengapa dia mengagumi saya yang bukan siapa siapa.

Disetiap seminar yang kebetulan saya menjadi nara sumber dia selalu hadir .Dan selalu ada saja topic pembicaraan yang dibahas saat seminar selesai.Demikian juga telepon hampir setiap hari selalu berdering. Istri saya pun sebenarnya mulai bertanya…”apa tidak bakalan ada masalah ….” Saya pun membela diri…..Insya Allah tidak akan ada apa apa. Percayalah pada saya..!

Mungkin karena seringnya terkoneksi ,saya pun lambat –laun mulai mengagumi nya.Sampai pengakuan tulusnya mengatakan sebenarnya dia memang jatuh hati kepada saya….oh my ghost.Dia mau menjadi apa saja untuk saya …..Saya bilang ,”saya bisa dibunuh orang tua mu..”.
“Orang tuaku sangat demokratis, dan ini sudah saya bicarakan…!
“Mati aku’ dalam batin saya .Sembari wajah saya mulai memucat.
‘ Kank ,kalau saya diminta ngomong sama istri kank hari saya mau kok ,siap dicaci…!
"Celaka aku "dalam bathin

Dalam kebingungan , saya utarakan kepada istri saya ,bukan minta ijin untuk menikah lagi. Tapi mendiskusikan accident ini.”Saya pasrahkan ,panjenengan saja. Saya percaya kok…!,kata istri saya. Saya sekalipun nara sumber kalau menghadapi masalah tentu juga butuh bantuan pemikiran jalan keluar. Ini malah dikembalikan kepada saya…

Saya sadar memang bukan hal yang dilarang Agama ber Poligami. Tapi ini persoalannya bukan menyantuni janda tua dan yatim piatu yang miskin sebagai alasan. Melainkan gadis muda ,pintar cantik dan kaya.Kalau minta fatwa qolbu , seandainya menyetujui permintaan Julia lebih lantaran karena memang nafsu bukan menjalankan perintahNYa…! Ini jujur, jeritan hati nurani.

Terbayang perjuangan saya mengatasi beragam kesulitan bersama istri , terkenang kesabarannya menerima kondisi yang tak selalu berkecukupan sampai seperti saat itu.

Maka saya berkesimpulan tak ada apapun yang bisa menggantikan hidup yang sudah saya lalui bersama istri dan anak tercinta. Saya beranggapan sampai saat itu saya belum bisa membahagiakan ,mengapa harus menyakitinya.?

Lantas bagaimana ,dengan Julia ?
Saya putuskan untuk menolak. Walaupun dengan berat hati itu saya katakan.Dikarenakan saya memang tidak ingin menyakiti hatinya. Dan walau wajahnya memerah dan menitikakan air mata ia pun menyetujinya.Jawaban ini memang sudah diduga sebelumnya…1

“Tolong ijinkan saya masih boleh mengagumi Kank Hari..katanya.Saya pun bangga dan terharu. Bangga karena apa yang mengagumkan dari saya. Terharu karena kualitas pribadinya yang prima saat menghadapi penolakan.

“Saya berdoa mudah-mudahan dirimu akan menemukan jodoh yang memuliakanmu yang sedang dipersiapkan Allah . itulah kata perpisahan saya.

Sejak itu saya memang tidak mendengar lagi suaranya….Dari cerita yang saya dengar dari beberapa temannya dia ditugaskan di Jakarta.

Alhamdulillah ,saat ini dia sedang berbahagia dengan kehadiran keluarga barunya. Amien .
Akhirnya doa saya pun terkabul ,Allah memberikan yang terbaik untuk Julia.

Ketika godaan poligami itu muncul, dengarkan jeritan hati nurani... jangan biarkan kesucian perintaNya berbalut nafsu !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar