Senin, 23 Mei 2016

Kiat Orang Tua Membangun Citra Diri Remaja Indonesia

Oleh : Kank Hari Motivator Parenting Pendidikan Indonesia 

“Wah payah remaja saat ini , jauh dari seperti kita dulu,kank..?” Kata seorang Guru BK salah satu SMA di kawasan “Tapal Kuda”  kepada Saya.

Saya ganti  bertanya  , “ Remaja yang mana..!”

Tak dapat dipungkiri  citra remaja saat ini memang sedang dalam “ cobaan” indentik dengan  dekat dengan kenalakan , dekat kriminal , dekat dengan pembunuhan dsb . Dikarenakan media massa memang sedang getol getolnya memberitakan kejadian luar biasa yang dilakukan oleh oknum remaja remaja yang tidak bertanggung jawab. 

Tapi bukan berarti  seluruh populasi remaja Indonesia yang berjumlah nyaris  70 an juta ini lantas bercitra negatif semua. Masih banyak kok anak muda yang berprestasi tapi tidak gencar diberitakan oleh media massa. Agar supaya remaja lebih percaya diri dan tidak selalu menjajadi sasaran kecurigaan , orang tua perlu mendesain bagaimana agar remaja memiliki reputasi diri yang positif , berikut beberapa cara yang bisa membantu citra diri remaja:


1.       Orang tua perlu objektif dalam menilai remajanya, apakah remaja masih dijalan yang benar atau telah ada gejala gejala keluar dari rel prinsip kehidupan.

2.       Orang tua harus berani menegur atau bertindak ketika melihat gelagat ketidakjelasan arah perilaku dan pergaulan remajanya.

3.       Orang tua harus bersedia mendengarkan keluhan dan kecemasan remajanya berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab perkembangan psikososialnya.

4.       Orang tua harus dapat menjadi teladan  perilaku  terhadap  nilai nilai hidup ,filosofi , prinsip keluarga , jati diri dan  menceritakan sejarah keluarga besar tentang kemampuan menjaga kehormatan keluarga.

5.       Orang tua perlu memperkenalkan nilai akhlak dan karakter sebagai identitas perilaku keluarga.

Untuk mewujudkan ke lima nilai dan prinsip hidup ini, maka dibutuhkan  faktor utama

1.       Sebuah nilai dan prinsip kehidupan harus dapat dengan tepat dicontohkan dipraktekkan dan dikomunikasikan secara mudah kepada anak. Misalnya taat ibadah ,diupayakan shalat berjamaah.

2.        Identitas perilaku keluarga adalah kebanggaan seluruh anggota keluarga. Misalnya: kesederhanaan , orang tua  menggunakan HP sebatas untuk sarana komunikasi dan tidak ikut ikutan  trend HP Baru.

3.       Nilai nilai keluarga menjadi identitas dan ciri unik perilaku anggota keluarga. Misalnya  kesantunan dalam berbicara dengan tidak berbicara kasar  dan  keras menjunjung tinggi etika berbicara.  

4.        Nilai nilai hidup harus fleksible dan bisa didiskusikan oleh anak sesuai kebutuhan usia perkembangannya. Misalnya, anak minta ijin pulang malam karena menyelesaikan tugas kuliah.

5.       Nilai nilai hidup yang dianut harus bernilai universal sehingga anak tidak mengalami kebingungan. Misalnya,  Anak baru diijinkan naik motor setelah mendapatkan Surat Ijin Mengemudi  sesuai usianya.

6.       Nilai nilai hidup dapat meng internal dan menjadi pedoman hidup bagi anak di masa depan.Misalnya, nak senantiasa bekerja keras untuk mencapai tujuannya.

Identitas pemuda  kita  semestinya harus sudah terbangun sejak dini melalui pendidikan karakter dalam keluarga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar