“Wah payah remaja saat
ini , jauh dari seperti kita dulu,kank..?” Kata seorang Guru BK salah satu
SMA di kawasan “Tapal Kuda” kepada Saya.
Saya ganti bertanya , “ Remaja
yang mana..!”
Tak dapat dipungkiri citra remaja saat ini memang sedang dalam “
cobaan” indentik dengan dekat dengan
kenalakan , dekat kriminal , dekat dengan pembunuhan dsb . Dikarenakan media
massa memang sedang getol getolnya memberitakan kejadian luar biasa yang
dilakukan oleh oknum remaja remaja yang tidak bertanggung jawab.
Tapi bukan
berarti seluruh populasi remaja Indonesia
yang berjumlah nyaris 70 an juta ini
lantas bercitra negatif semua. Masih banyak kok anak muda yang berprestasi tapi
tidak gencar diberitakan oleh media massa. Agar supaya remaja lebih percaya
diri dan tidak selalu menjajadi sasaran kecurigaan , orang tua perlu mendesain
bagaimana agar remaja memiliki reputasi diri yang positif , berikut beberapa
cara yang bisa membantu citra diri remaja:
1.
Orang tua perlu objektif dalam menilai
remajanya, apakah remaja masih dijalan yang benar atau telah ada gejala gejala
keluar dari rel prinsip kehidupan.
2.
Orang tua harus berani menegur atau bertindak
ketika melihat gelagat ketidakjelasan arah perilaku dan pergaulan remajanya.
3.
Orang tua harus bersedia mendengarkan keluhan
dan kecemasan remajanya berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab perkembangan
psikososialnya.
4.
Orang tua harus dapat menjadi teladan perilaku
terhadap nilai nilai hidup
,filosofi , prinsip keluarga , jati diri dan menceritakan sejarah keluarga besar tentang
kemampuan menjaga kehormatan keluarga.
5.
Orang tua perlu memperkenalkan nilai akhlak dan
karakter sebagai identitas perilaku keluarga.
Untuk mewujudkan ke lima nilai dan prinsip hidup ini, maka
dibutuhkan faktor utama
1.
Sebuah nilai dan prinsip kehidupan harus dapat
dengan tepat dicontohkan dipraktekkan dan dikomunikasikan secara mudah kepada
anak. Misalnya taat ibadah ,diupayakan shalat berjamaah.
2.
Identitas
perilaku keluarga adalah kebanggaan seluruh anggota keluarga. Misalnya:
kesederhanaan , orang tua menggunakan HP
sebatas untuk sarana komunikasi dan tidak ikut ikutan trend HP Baru.
3.
Nilai nilai keluarga menjadi identitas dan ciri
unik perilaku anggota keluarga. Misalnya
kesantunan dalam berbicara dengan tidak berbicara kasar dan keras menjunjung tinggi etika berbicara.
4.
Nilai
nilai hidup harus fleksible dan bisa didiskusikan oleh anak sesuai kebutuhan
usia perkembangannya. Misalnya, anak minta ijin pulang malam karena
menyelesaikan tugas kuliah.
5.
Nilai nilai hidup yang dianut harus bernilai
universal sehingga anak tidak mengalami kebingungan. Misalnya, Anak baru diijinkan naik motor setelah
mendapatkan Surat Ijin Mengemudi sesuai
usianya.
6.
Nilai nilai hidup dapat meng internal dan
menjadi pedoman hidup bagi anak di masa depan.Misalnya, nak senantiasa bekerja
keras untuk mencapai tujuannya.
Identitas pemuda kita
semestinya harus sudah terbangun sejak
dini melalui pendidikan karakter dalam keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar