“Saya kadang tidak mengerti mengapa suami selalu
bergonta ganti pekerjaan sehingga bukan saja penghasilannya tidak meningkat
tapi juga jabatannya itu itu saja saya kuatir nanti akan kehilangan pekerjaan,
lantas bagaimana cara menghadapinya..? “
Kebebasan
adalah “passion” terbesar yang dimiliki suami anda sehingga cenderung untuk
mencari kepuasan batin dalam menjalani profesi, tidak ingin bekerja dalam “tekanan”,
mudah tersinggung dengan orang yang berbeda pendapat dengannya, dan menyalahkan
orang lain yang menolak ide idenya serta keinginan untuk hidup dalam bayangan
kesenangan yang diciptakannya sendiri.
Dengan
menyadari latar belakang yang ikut mewarnai perilaku gonta ganti pekerjaan
suami anda dapat anda susun strategi menghadapinya atau membangun relasi
dengannya, sebagai berikut:
1. Ada baiknya anda mulai merintis
usaha sendiri,sehingga dengan memiliki usaha sendiri suami lebih dapat
mengembangkan kemampuan beraktualisasi. Berbisnis kuliner memiliki peluang keberhasilan
yang bagus, bisa saja anda yang memasak suami yang memasarkan, misalnya.
2.
Berupayalah
untuk dapat menerima dan bersyukur atas apa yang sudah dicapai suami hargailah
perjuangannya, ajak suami untuk dapat menikmati apa yang sudah diraihnya jangan
membiarkan mimpi mimpi indah tapi semu terus menghantui kehidupan anda.
3.
Ajaklah
suami untuk berani menghadapi tantangan dan kendala yang dihadapi ,dikarenakan
pindah kerja hanya karena menghindari masalah tidak akan pernah menyelesaikan
masalah. Bersiap sedialah anda menjadi sahabat baiknya dalam menerima dan
mendengar keluh kesahnya.
4.
Dorong suami
untuk berbaik sangka terhadap tantangan pekerjaan yang dihadapi, karena dengan
berpikir positif suami lebih tahan dalam menghadapi tantangan kesulitan yang dihadapi.
5.
Terimalah perasaan
resahnya , jadilah sahabat sekaligus “konselor” yang empati agar suami merasa
memiliki teman setia yang dapat meringan
kan beban pikiranya. Sekaligus dapat tumbuh kepercayaan diri bahwa “badai pasti berlalu”.
“Allahumma ya kariimu yaadzal jalaali wal ikraam
antataqabblahu minni walaa taqtha’ rajaa-ii minka yaa karim”.
Wahai Tuhan
yang memiliki keagungan dan kemuliaan agar Engkau menerimanya dariku dan tidak
memutuskan harapanku dari MU , Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar