Berbagai cara dilakukan para
istri agar suami tidak pindah kelain hati apalagi pindah kelain body. Mulai
dari perawatan tubuh,peningkatan wawasan,pengembangan kepribadian,sampai
pelayanan handal. Namun jika para istri
mengharapkan kesetiaan cinta secara total dari suami, dapat dipastikan akan
menuai kekecewaan lantaran suami tidak dapat memberikan jaminan cintanya.
Relasi yang harmonis berdasarkan
cinta dikarenakan perasaan nyaman didekat orang yang dicintainya dan kesetiaan
adalah wujud dari komitmen pribadi atas cinta. Oleh karena itu mendapatkan cinta suami adalah dengan
mendatangkan kenyamanan kepada dirinya.
Mengingat di era serba “boleh” ini setiap bisa
melanggar komitmen dengan dalih beragam alasan pembenar sehingga berbagai pelayanan
yang diberikan istri tidak jarang
terabaikan begitu saja akibat godaan yang terlalu manis. Kesetiaan bisa saja
hanya menjadi jargon semata.
Kesetiaan adalah proses bukan akhir dari sebuah komitmen, jika muara
cinta hanya berpusat pada kesetiaan maka
tentu hidup akan penuh dengan kecemasan karena takut diselingkuhi. Suami bisa
merupakan sosok yang bisa saja senantiasa terombang ambing hatinya jika peran
istri tidak begitu kuat mendatangkan
rasa nyaman.
Pola keharmonisan rumah
tangga sangat bergantung pada kualitas
sebuah relasi bukan sekedar kuantitas
pertemuan. Keterikatan suami
kepada istri lebih bergantung kepada kesediaan istri mendengarkan keluhan, mempedulikan
harapan dan mengerti kecemasan suami.
Kesetaiaan berawal dari niat untuk
senantiasa menjaga komitmen, sedangkan komitmen dibangun dari kesadaran diri
suami. Upaya istri untuk menjaga kesetiaan suami dengan beragam bentuk
pelayanan harus diniatkan untuk ibadah. Daya tarik istri ,kepuasan sebuah
relasi dan kesetiaan serta keharmonisan rumah tangga bukan hanya ‘pengorbanan’ istri tapi juga
komitemn suami,tugas istri adalah senantiasa mengingatkan komitmen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar