Sabtu, 08 Agustus 2009

Memulyakan Allah tak kan pernah susahkan keluarga..

Dalam hadist Ka’ab bin Ajizah : ada seorang laki laki lewat dihadapan rosulullah secara fisik sangat menakjubkan. Para sahabat bertanya :” Wahai Rosulullah .bagus nian apabila keaadaanya itu dia berjihad dijalan Allah. Rosul SAW menanggapi :” Kalau ia keluar rumah demi menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, berarti dijalan Allah, kalau ia keluar rumah untuk menghidupi ayah ibunya yang sudah tua renta ia berarti dijalan Allah dan apabila ia keluar rumah untuk menghidupi dirinya agar terpelihara ia juga dijalan Allah. Tetapi jika ia keluar rumah karaena rasa sombong dan membanggakan diri , maka ia dijalan syetan. (HR Ath _Thabrani dalam “Shahihul Jamie “ II:8)



Dalam kehidupan berkeluarga sering dilupakan bahwa; perjuanagan menghidupi, mensejahterakan dan membahagiakan anggota keluarga itu adalah berjuang dijalan Allah Swt.

Sering arti kemulyaan disisiNya diwujudkan dengan sesuatu yang heboh ,poluler dan besar.Sehingga banyak kita lihat .Seorang suami tega mentelantarkan,menyusahkan dan melibatkan keluarganya dalam kesulitan . Demi mengukuhkan dirinya menjalankan ajaran NYA. Padahal:
”And whoever kepts His duty to Allah, Allah will appoint away out for him. And will provide for him from (aquarter) whence he had no epectation “. Ath Thalaq 2-3

Setiap pemimipin pasti ditanya atas pengikutnya demikian juga pemimpin keluarga . Cukup berdosa orang yang mengabaikan tanggung jawabnya.

Janji Allah atas kemudahan dalam menjalani hidup semestinya dapat kita raih. Namun sayang manusia sering mengabaikan perintahNya.Lebih menuruti pesan kenabian yang dibaiatnya sendiri, self fullfiling prophecy. Sehingga bukan kemudahan yang didapat tetapi derita , kepedihan dan kehampaan.Kalau sudah begini bukan Janji Allah tapi manusia tak terlau pandai menagkap pesanNYA.

Kemudahan akan diberikanNYa jika manusia dapat menjalankan syaratnya yaitu Taqwa dalam berjuang mensejahterakan keluarganya fisik, psikis , sosial dan religi.

Jika Tawadhu/tadharoun sebagai dasar dari penerimaan diri. Tentu bukan kebesaran ego yang dicarinya. Bukan menggumbar agresifitas berbungkus need of power sebagai bentuk ketaatan dengan membuat kerusakan bagi manusia lain dalam. Membela tuhan dengan membuat citra jauh dari sifat tuhan , tuahan yang mana membutuhkan pembelaaan. Apalagi sampai merusak citra hambanya.

Sikap rendah hati dapat mendorong orang berupaya meningkatkan terus perbaikan kualitas hidupnya. Walaupun kemajuan ekonomi belum signifikan membanggakannya namun kualitas kehidupan damainya dapat dirasakan.Karena yakin yang Maha Tinggi hanya Allah bukan kekuasaandan kedudukan.

Kerendahan hati membuat patuh atas perintah tuhannya dan percaya diri tak perlu merasa diri tak berharga. Tak perlu memakskan kehendak kepada orang lain untuk eksistensi diri.

Qanaah adalah rasa syukur atas hasil yang didapat saat ini. Maka dia sanggup mengajarkan arti rasa berterima kasih. Sikap dapat menerima yang sedikit adalah jalan baginya menerima keberkahan yang banyak.

Sikap kesehariannya adalah memanfaatkan segala sesuatau yang dijalankannya sebagaimana mestinya secara optimal. Jika dia bekerja sesabarbagai pegawai maka kinerja terbaiknya adalah persembahan kepada Tuhan.sebagai wujud rasa teri kasih karena telah diberi kesempatan menikmati hadiah ,present untuk hidup hari ini. Demikian juga kepadakeluarganya.

Waro’i bukan sekedar oportunity tetapi prinsip skala priotas keyakinan, setiap kesempatan adalah pertimbangan rasa sabar. Pengendalian diri atas godaan sesaat.Jika demikian bukankah telah mngantar keluarga pada rasa aman dan damai dari tekanan dan kesulitan. Karena setiap alasan dari tindakan dapat dijelaskan dan dipertanggung jawabkan dengan rasa damai dan bermakna. “Taka da rasa gelisah dan takut ketahuan orang “.

Yakin adalah komitmen pengabdian dalam keluaraga , Kalau RosulSAW adalah rahmatan lil alamin semestinya mengikuti sunahnya adalah menjadi rohmah bagi kesejahteraaan lingkungannya. Meskipun hanya dalam keluarganya...

Allah tidak salah dalam memenuhi janjinya , Namun cukup banyak ......Orang yang mengaku bertakwa justru menghadapi kesulitan bagi dirinya dan keluarganya...mengapa yah ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar