Jumat, 15 September 2017

Rahasia Pria: Mengapa suami membutuhkan istri yang lebih "dewasa" darinya.?




Kank Hari Santoso, Kajian Keluarga Sakinah Dharma Wanita Pemprov
Kalimat Bunda Khadijah ra.yang mampu mententramkan hati rosul saat menerima wahyu pertama;

“Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama selamanya. Karena sungguh engkau menjalin silaturahmi, menanggung orang lemah , memenuhi kebutuhan orang miskin dan engkau menolong  menegakkan kebenaran”. Muttafaq alaihi, diriwayatkan Bukhari dalam Kitab Bad’il Wahyi dan Muslim “Kitabul Iman”. 

Pembelajaran yang bisa didapatkan dari kisah ini adalah seorang istri diharapkan mampu memberikan ketenangan disaat suami dilanda cemas karena berhadapan dengan beragam “kesulitan”. Mengingat beban yang diderita seorang suami bukan hanya persoalan fisik namun juga mental emosional. Sehingga suami membutuhkan peran seorang perempuan yang meneduhkan hati disaat cemas dan gelisah sebagaimana yang pernah didapat dari ibunya dulu. 


Christine Whelan  dalam bukunya Marry Smart: “The Intelligent Women’s Guide to True Love”  mengatakan bahwa” pria abad ini lebih tertarik pada perempuan yang lebih bertanggung jawab, terpelajar, memiliki stabilitas emosional dan prospek finansialnya bagus. Peningkatan peluang pendidikan dan karir bagi perempuan berbanding lurus dengan peningkatan pria untuk berbagai beban termasuk beban keuangan dengan calon istrinya”. 

MENGAPA ..?

Ketidakstabilan emosi istri yang tercetus dalam kemarahan bukan hanya menakutkan bagi perempuan lantaran memendam rasa marah yang tidak mampu diutarakan dan akan menjadi “bom waktu” meledak merusak segalanya. Namun juga menakutkan para pria, kemarahan istri dapat  membuat pria menarik diri bahkan lebih jauh dapat merangsang symptom fisik stress. Tekanan darah mereka naik, denyut jantung mereka meningkat lebih cepat, sehingga mengambil sikap lebih waspada dalam menghadapi istri dan konflik yang bakal terjadi bahkan benar benar menghindari pertemuan dengan istrinya. 

Ketidak harmonisan ini akan cenderung mengganggu kehidupan seksualitas,   kehilangan hubungan emosional dapat membuat perempuan tidak lagi berminat terhadap seks, dan sang suamipun cenderung menghindari keintiman dengan istrinya. Hubungan seks yang tidak harmonis akan memperdalam kebencian dan meretas jalinan relasi suami istri. (Rick  Hanson, Ph.D , Mother Nurture:  A Mother’s  Guide to Health in Body, Mind and Intimate Relationship

APA YANG PALING DIHARAPKAN SUAMI DARI ISTRINYA..?

1. Waktu kebersamaan, sesibuk apapun kegiatan istri baik karir, rumah tangga atau social suami membutuhkan waktu agar bisa ‘berdua’ bersama istrinya sebagaimana masa pacaran atau pengantin baru dulu. Agendakan s waktu secara tulus untuk  bisa berduan kembali bersama suami, agar suami merasakan kehadiran seorang istri. 

2.  Beri contoh jangan dikomentari, suami mungkin sangat ingin membantu pekerjaan rumah tangga seperti membuatkan kopi, sesekali  menyiapkan sarapan,mencuci dan strika baju , mekipun anda tidak yakin bahwa suami bisa mengerjakannya dengan baik , suami lebih butuh diberi contoh daripada dikomentari saat mengerjakannya, karena pada dasarnya tak ada orang yang suka dinilai pada saat berniat ‘belajar “membantu pasangannya.  Dengan demikian istri akan lebih mudah mendapatkan pertolongan disaat kesulitan atau meminta bantuan suami.

3. Suara lembut yang meneduhkan , bukan teriakan. Siapapun akan lebih mudah tersentuh dengan suara yang lembut daripada teriakan yang menyakitkan telinga demikian juga, kalimat yang meneduhkan hati membuat suami merasa diakui , dihargai dan dicintai . 

4. Hindari kalimat “kamu selalu salah”, kata selalu  menunjukkan  bahwa suami tidak pernah sama sekali melakukan kebaikan , hal ini akan membuat suami merasa dihakimi sebagai sosok yang jelek selama hubungan perkawinan ,sehingga bisa berakibat tidak baik pada relasi suami istri sekligus menyakiti harga diri suami. Dan istri pun akan dianggap sebagi istri yang tidak pernah bersyukur,  perihal tersebut Nabi bersabda; “ Allah tidak akan melihat kepada istri yang tidak tahu berterima kasih kepada suaminya dan ia tidak merasa cukup darinya”. HR Nasai “Isratun Nisa’

Apa selanjutnya.. ?

Segera perlakukan suami sebagaimana anda ingin diperlakukan meskipun suami adalah pemimpin keluarga , namun dia membutuhkan istri yang bijak sebagai pendamping kepemimpinannya..’Kank Hari Santoso , Penceramah dan Konsultan Keluarga Sakinah, Sehat dan Sejahtera


Tidak ada komentar:

Posting Komentar