Tegaknya suatu bangsa tergantung bagaimana para perempuannya, maka perempuan harus lebih cerdas dan bijak dalam membentuk karakter anak bangsa.
Senin, 29 Maret 2010
Ibu Sarjana ,yang resah !
Ibu Sarjana ,yang resah
Ketika saya telah menyelesaikan ceramah tentang The Power of Motherhood pada acara pengajian ibu ibu dharma wanita .Saya di datangi ibu muda putrinya baru berusia 5 tahun.Sambil setengah mengadu dia berkata;”saya iri dengan wanita bekerja mereka bisa mengamalkan ilmu.Jika saya ketemu teman –teman lama mereka selalu menunjukkan prestasi kerja di instansi masing masing. Hati saya tambah teriris .Saya hanya ibu rumah tangga biasa, sia sia S 1 Ilmu Kependidikan saya !”.
Sambil mencari tempat duduk yang lebih nyaman ,saya coba pandangi ibu yang satu ini. Kelihatan sekali sangat “kecewa” dan tidak percaya diri. Sebelum saya menjawab ,saya persilahkan dia untuk minum air putih agar sedikit lebih tenang.
Saya mulai ingin menggali “alam bawah sadarnya”.
‘Ibu kelihatannya sangat sayang ya, dengan putrinya dari tadi saya lihat selalu dekat dengan ibu /”,Tanya saya.
“pasti kank, ini anak yang saya idam idamkan ‘.
“Apa, harapan ibu pada masa depannya ?
‘Saya ingin menjadi anak yang sukses juga berahlak “.
“OK. Apa yang sudah ibu lakukan untuk mewujudkannya saat ini ?
‘Saya tahu anak seusia ini, butuh figure lekat yang bermakna buatnya.significant others.Bukankah kank Hari tahu anak seusia ini masa golden age. Dia butuh pengkondisian emosi yang sehat agar memiliki perkembangan psikososial yang optimal “ kalimatnya diucapkan menggebu gebu.
Saya pun tersenyum ,”kira –kira ibu yakin untuk ini semua bisa dilakun oleh orang lain kepada putra ibu ?
“Saya nggak yakin!”
“Inilah alasan mengapa ibu “berkorban “hanya mengasuh anak .
Dia pun terdiam.’Kalau berkorban kayaknya enggak sih “
Ok ,apa yang membuat ibu merasa harus bekerja pada instansi ?
.
‘Aktualisasi diri dan pengamalan ilmu …” .
“Ibu mau bekerja dimana …?
Mulai kebingungan..
“Apa yang ibu maksud dengan aktualisasi diri dan mengamalkan ilmu ?
”Aktualisasi diri adalah perasaan bisa melakukan suatu karya yang bermanfaat ,agar ilmu bisa berguna “.
“Inginkah ibu melihat impian ibu tentang kesuksesan anak dimasa depan ?
Ya.
“Jika saja ibu menyadari betapa putra ibu sangat beruntung memiliki ilmu yang “berilmu” seperti Ibu . Yang mengasihi dengan sepenuh hati . serta mendampingi sampai berhasil dimasa depannya dengan ilmu . Maka alangkah bahagianya dia memiliki orang tua seperti ibu .Bukankah ibu merasa bahwa putra ibu yang anda dekati dengan kasih dan ilmu,justru memiliki keunggulan yang luar biasa. Dan bukankah ibu juga mendengar secara tidak langsung rasa kagum orang lain atas “kecerdasan ‘. putera ibu.
Tiba tiba HP ibu ini berdering ,ada sms yang masuk.Selesai membaca dia pun berkata “Kank maaf ,saya diundang rapat di RW mengenai Paud kebetulan rumah saya agak besar”.matanya berbinar.
Silahkan bu, (dalam hati saya bergumam):’Mudah –mudahan ibu bisa memanfaatkan ilmu dan beraktualisasi diri,untuk kepentingan keluarga dan masyarakat.Gak ada hukum pasti kok ,sarjana harus menjadi orang kantoran…!
Sabtu, 13 Maret 2010
Istri Manja ,biasa itu !
Seri Konsep Parenting Insight Management Edu
\
Stategi Awet dalam Pernikahan
“Namaku Fandi usia 28 istriku Ceria, 25 th. Kami menikah karena saling cinta. Setelah pernikahan kami melewati satu tahun. Perangai jelek dari istriku mulai kelihatan. Suka mengatur ,cerewet,posesif dan tidak mandiri . Adakah resep bertahan dalam perkawinan seperti ini ?”
Resep bertahan dalam perkawinan pada situasi konflik menurut saya tidaklah mujarab. Dikarenakan satu dari yang lain bertahan untuk menderita. Bagaimana mungkin penderitaan dapat ditahan ber lama –lama.!
Maka yang bisa dilakukan adalah merubah cara pandang terhadap persoalan penyebab konflik. Dari sebuah penderitaan menjadi tantangan menuju kebahagiaan. Melihat bahwa perilaku cerewet posesif dan tidak mandiri sebagai harapan yang besar dari istri kepada suami.
Dengan demikian suami tidak berpikir bagaimana bertahan dari “serangan “ istri. Melainkan melihat istrinya sedang meminta diperhatikan dan manja
.Bukankah suami diperintahkan Tuhan” agar bersabar atas perilaku yang tidak menyenangkan dari istrinya agar bisa melihat kebaikan yang besar dari dalam diri istri”. Seorang pemimpin bukan seorang reaktif terhadap sebuah tindakan yang dipimpinnya. Karena pemimpin semestinya memimpin kearah yang lebih baik.
Integritas
Semua orang berharap dapat dipercaya. Demikian juga sebaliknya ingin bekerja sama dengan orang yang bisa dipercaya,memiliki integritas!
Sangat boleh jadi jika istri merasa suami diragukan integritasnya maka istri menjadi cerewet dan posesif . Dikarenakan tidak ingin kehilangan orang yang paling dicintainya
.
Kepercayaan orang lain tidak bisa diminta tapi dibuktikan,ajak istri menceritakan segala sesuatu yang membuatnya cemas. Dengan demikan anda bis memperbaiki kepercayaan darinya .
Mandiri
Kemandirian dibangun dari kebiasaan dan rasa percaya diri. Terbiasa percaya bisa melakukan segala sesuatu secara sendiri adalah cikal bakal kemandirian. Suami perlu terampil dalam mendelegasikan kewenangan kepada istri ., agar suami dan istri bisa berbagi tugas.
Berikan tugas tugas kecil dan penting bagi istri seperti mengelola keuangan, rangan rumah rencana masa depan dsb .Sehingga Anda sebagai suami dapat berfokus upaya keberhasilan pada masa depan dan perbaikan keadaan .
Jangan tanggapi kritik dari istri sebagai serangan !
Karena bisa jadi kritik itu muncul dari lubuk hati yang terdalam yaitu rasa Sayang!.
Langganan:
Postingan (Atom)